Kamis, 15 Desember 2011

RENGKUHAN BUNDA.


Setiap jangkauan yang saya coba hantarkan pada akhirnya hanya berubah menjadi lambaian selamat tinggal. Begitu indahkah makna perpisahan???? Di persimpangan jalan setapak itu aku terharu dengan senyum yang indah diantara keriput wajah yang terselip beribu makna dan harapan akan keberhasilan buah hatimu.....
Lima tahun yang lalu ingatan itu terlintas kembali. Sekedar lambaian ringan, tersenyum lalu berdiri  membelakangi dan melangkah menjauh.
“Nak ibu rindu, kirimlah kabar....
Malam berlalu dan pagi kembali muncul gemetar tangan ibu menyulam bajunya di beranda saat jelang senja. Matanya begitu cerah lusung pipinya menggambarkan kasih saying sejaK aku masih bayi sampai aku bisa berjalan dan bahkan melawan dia..
Mematung aku di samping asa tak kuasa melukis penderitaan mu, sungguh berdosa jika malam berlalu tanpa mengingat dan menatapmu..Harum kucium aromamu lewaat lembut suara memanggil mengalir di angin mengalun di hati,,perlahan bulan pergi meninggalkan malam burung malam menggaris gelap di kejauhan..pesonamu wajahmu ibu.. kembali muncul di sisi awan..
Oooh ibu maafkan aku, tak aku dengar nyanyi hikmahmu di gelombang udara basah,,saat pagi dimana aku hanyalah kaleng bir yang menggelepar di tempat sampah
Pada akhirnya saya berbagi kerinduan dan keresahan  malam itu dengan setia mengikuti detak jarum raksasa yang berdetak entah menuju kemana ketika bait terakhir “cita yang tersita” POWER METAL  jalanan makin terbentang lengang. Mata saya berair tanpa bisa saya sadari…
Begitu indahnya jasadku. Terbaring kaku dalam pelukan sang bunda yang dipenuhi bilur-bilur embun gemerlap. Hingga akhir dari hembusan nafasku. Desahan jiwaku bergejolak dan berteriak:
 I LOVE U MOM…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar