Rabu, 21 Desember 2011

SELAMAT HARI IBU…!!!!


Karena engkau…aku mengenal cinta
Karena engkau… aku mengerti makna dan hirarki kehidupan
Karena engkau…aku memahami artinya pengorbanan
Karena engkau…aku tersadar siapa diriku

Roman wajahmu begitu cantik terpajang di bingkai sudut kamarku
Anggun bagaikan dewi kecantiakan
Raut sempurna dan kulit warna pualam
duduk anggun di singgasana pagi
pucuk pinus merebak membius angkasa ketika jari lentikmu membelaiku
aku juga teringat desahan bibir tipismu menghantarkan nada
walau Kini sapa itu tanpa suara dan nada.
aku duduk Hening bersimpuh  terbunuh siang.

Terimakasih ibu…engkau adalah remnbulan
Menuntunku melewati  malam jahanan di bawah panji kegelapan
Terimakasih ibu..engkau adalah matahari
 dibentang langit  hujan debu tragedi perlahan makin sesak pekat

Kamis, 15 Desember 2011

RENGKUHAN BUNDA.


Setiap jangkauan yang saya coba hantarkan pada akhirnya hanya berubah menjadi lambaian selamat tinggal. Begitu indahkah makna perpisahan???? Di persimpangan jalan setapak itu aku terharu dengan senyum yang indah diantara keriput wajah yang terselip beribu makna dan harapan akan keberhasilan buah hatimu.....
Lima tahun yang lalu ingatan itu terlintas kembali. Sekedar lambaian ringan, tersenyum lalu berdiri  membelakangi dan melangkah menjauh.
“Nak ibu rindu, kirimlah kabar....
Malam berlalu dan pagi kembali muncul gemetar tangan ibu menyulam bajunya di beranda saat jelang senja. Matanya begitu cerah lusung pipinya menggambarkan kasih saying sejaK aku masih bayi sampai aku bisa berjalan dan bahkan melawan dia..
Mematung aku di samping asa tak kuasa melukis penderitaan mu, sungguh berdosa jika malam berlalu tanpa mengingat dan menatapmu..Harum kucium aromamu lewaat lembut suara memanggil mengalir di angin mengalun di hati,,perlahan bulan pergi meninggalkan malam burung malam menggaris gelap di kejauhan..pesonamu wajahmu ibu.. kembali muncul di sisi awan..
Oooh ibu maafkan aku, tak aku dengar nyanyi hikmahmu di gelombang udara basah,,saat pagi dimana aku hanyalah kaleng bir yang menggelepar di tempat sampah
Pada akhirnya saya berbagi kerinduan dan keresahan  malam itu dengan setia mengikuti detak jarum raksasa yang berdetak entah menuju kemana ketika bait terakhir “cita yang tersita” POWER METAL  jalanan makin terbentang lengang. Mata saya berair tanpa bisa saya sadari…
Begitu indahnya jasadku. Terbaring kaku dalam pelukan sang bunda yang dipenuhi bilur-bilur embun gemerlap. Hingga akhir dari hembusan nafasku. Desahan jiwaku bergejolak dan berteriak:
 I LOVE U MOM…..

ADA ADALA TIADA…!!!!


Kota ini masih berdenyut cepat.. Raungan knalpot,. Jajaran cemara udang berjajar lurus tepat sepanjang jalan yang menghantarkan menuju pekatnya malam. Langitnya pekat nyaris tanpa gemerlap gemintang. Malam ini bulan seperti keju. Terpotong sabit kuning mengkilap. Angin membeku terpaku menggantung bersama segumpal  awan.  Sebagian terlelap dan sebagian memaksa untuk terjaga.
Aku kini  masi terjaga dan berkhayal akan makna dan hirarki kehidupan yang menurut banyak orang adalah sebuah misteri.. ya misteri.. kadang-kadang aq berfikir bagamana keadaanku seribu  tahun yang akan datang???? Aku terkadang putus asa  tentang kehidupan, kematian dan bahkan adanya Tuhan yang katanya adalah pengusa kehidupan umat manusia.. Semakin saya cari, semakin saya gali semakin hilang juga makna yang ingin saya rengkuh. Semakin saya raih, semakin saya dekati semakin besar juga kegelisahan ini. Menjadi letupan buih yang tercerai berai. Keesaan, keabadian, kekuasaan. Dimanakah sebenarnya dapat saya temukan?...
Tiupan seruling  menghantarkan mala yang mistis. Wangi dupa aroma melati bergerak mengendap merayapi nalar kesadaran dan menggugah rasa untuk sebuah keheningan. Keheningan maksimal. Kehampaan total. Setiap nada yang terhantar untuk telinga berubah makna menjadi rima doa-doa memuja, pujian kepada roh bumi..malam ini saya memuja bulan, malam ini saya memuja api, mungkin esok dan seterusnya aku memuju lautan, hamparan semesta dan hutan rimba yang memberiku ketenangan…hingga aku terlelap dalam dekapan  para punggawa kegelapan dan pada bala tentara sepi…
Sungguh malam ini sangat beda dari malam-malam sebelumnya karena disini aku mengerti Pada langit yang terlalu angkuh hingga kita selalu dipaksa tengadah berharap. Pada bumi yang terlalu merendah hingga kita selalu dipaksa tertunduk meminta.

Jumat, 09 Desember 2011

titik suram sebuah masa

sore ini begitu dingin cuca begitu gelap disertai bunyi gemuruh bising dari langit yang menurutku bergendre brutal death metal..tapi hal itu bisa saja. yang paling mengganggu adalah bunyi gemuruh dan keroncong di dalam perut (sedikit lebay)..sere ini begitu lelah..dicemari dengan perasaan jengkel bercampur resah,,apakah dosen masih mau menerima laporan yang sudah kumal dan sudah hampir robek..memang banyak orang yang bilang dosen menjengkelkan...tapi menurut saya itu ha yang biasa saja....(nti na ksi erorr ka cika')

Sore ini tatapan mu sarat gelora..setiap kedip matamu adalah ajakan pada raga untuk mengumbar birahi..
Maaf cintaku diriku hari ini kehilangan semangat menyampaikan salam cinta pada dirimu...sebab hari ini ramai-ramai kita beranjak ke titik suram sebuah masa.....

Kamis, 08 Desember 2011

ELEGI PAGI



Gempuran music cadas di kamar sebelah yg menggetarkan gendang telingaku pada pagi ini membuat aku terbangun sambil mengerang bagaikan serigala yang hasil buruannya dirampas oleh binatang buas yang lain.kupaksakan untuk bangun walau semalam aku tidur sudah jam tiga, karena disibukkan dengan berbagai macam tugas kuliah (hahahaha….secara nak kuliah gtu) juga bahkan biasa diselingi dengan menghadiri paggilan dari teman2 anak konglomerat yang malam2 nya hanya dihabiskan dengan hura2 dan meneguk berbagai macam minuman alcohol yang berlebel luar negeri…mahal kawan
 sebagai kebiasaan saya pada pagi hari setelah bangun tidur,,,z langsung menekan tombol on/off tv yang ada di kamar saya,,walau tv nya udah agak tua, tapi dia begitu berjasa menemani saya setiap hari. Bahkan biasa juga gara2 dia saya lambat masuk kuliah karena saya keasyikan melongo di depannya menyaksiikan para politisi busuk yang setiap harinya menghiasi layar kaca,,tak lain dengan hanya satu macam kasus yaitu “KORUPSI”…!!!!!! BAhkan tidak  sadar saya berteriak “POLITIK ITU KOTOR”…hanya gelak tawa yang mencibir kluar dari mulut bapak kost…yang pagi itu diselimuti rasa gembira…biasa udah waktunya untuk tagi uang kost,,,hahahaha 666x.
selesai mandi sya langsung siap2,,dengan sepatu boot andalan saya, ku pacu sepeda motor ku sekencang –kencangnya menuju kampus merah yang menyimpan sejuta harapan ….headset yang terselip di balik helmku seolah-olah membawa sya menjadi audience yang  di depan panggung sambil headbanger mengikuti alunan lagu” DIMMU BORGIR_KING OF THE KARNIVAL CREATION” (black metal abizzzz) yang pada saat  itu sengaja saya set  menggerogoti telingaku…SUNGGUH DIBALIK ELEGI PAGI HARI INI TERSELIP CITA YANG TERIKAT DALAM IKRAR……!!!!!!!

Selasa, 06 Desember 2011

disudut tenda pengungsi


Apa kabarmu di garis depan sana?
Tentu kau rindu pacarmu yang setia menunggu
Karena bapak ibu baru bisa kau temukan disana
Diantara sesak padat tenda pengungsi
Ada banyak bapak dan ibu yang akan menganggapmu anak

Pastikan saja mereka menerima
Setiap sen rupiah yang kami sumbang
Pastikan saja mereka makan
setiap bulir padi yang kami kumpulkan
pastikan saja malam ini mereka
dapat berpeluk hangat dalam tenda yang kami kirim kemarin
dan kamu pasti terlalu pesimis
untuk berharap pahala dan janji surga
karena kamu tahu
hari ini tuhan sedang benar-benar murka

dan jika kau pulang nanti
jangan harap ada upacara pengalungan bunga
atau acara penyambutan gempita dan sarat penghargaan
mungkin kamu akan dikejar tugas dari dosen
karena lama mangkir kuliah

mungkin kamu malah dapat teguran bos karena dianggap makan gaji buta
atau bahkan ditagih oleh-oleh
karena dianggap baru pulang berpiknik

berdoa saja…
semoga pelukan hangat menyambutmu
bahkan ciuman erat disudut kampus remang
karena pacarmu tak kuasa menahan rindu

terima kasih untuk kawanku di garis depan…
akhirnya kami semua disini sadar
bahwa agama kita ternyata sama
agama kemanusiaan.

resah dan marah


Resah dan marah seolah menjadi ekor cangkokan yang tahu segalanya segala sisi keseharianku. Dia berubah menjadi sendok ketika pagi-pagi aku kelimpungan tergesa hendak sarapan. Menjadi handuk kering yang tergantung di belakang pintu wc ketika aku selesai mandi. Menjadi gelas yang penuh oleh air mineral dingin ketika mulutku terbakar kepedasan. Atau tiba-tiba berubah menjadi secangkir kopi krim panas disaat aku begadang mengerjakan berbagai macam tulisan. Tapi diam-diam aku bisa menikmati mereka.