Kecemasan semesta melumuri tubuh saat peradaban dihadapanku
berubah total, darah kesepian sepanjang sejarah membanjiri gelombang pasang
hiruk pikuk dunia ketika kumasuki kota kecil ini. Bocah sekolahan berpacu
dengan waktu sampai matahari betul-betul meneteskan keringat. Tawa kecilnya
menghempaskan mimpi pada peraduan bayang-bayang nasib, bertelanjang kaki
menoreh sajak luka ditepian karang tajam. Pekikan perjuangan atas nama surga
untuk menikmati kerajaan dalam neraka..saat ini, hari ini, besok dan selamanya
aku tidak akan pernah mengerti mengapa aku berada disini. Kerja keras dan
keringat ini untuk siapa??
oke lah dunia memang tidak baik-baik saja. Hidup
ini memang brengsek. Lantas ngapain juga kita diam aja. Merengek mohon mujizat?”
Buku-buku
semakin banyak bertumpuk tetapi pengetahuan semakin bodoh..semua omong kosong
dan nasib begitu kejam menyeretku ke tempat ini. Saat ini aku benar-benar
cemas, disini tanpa siapa-siapa, benar-benar asing dimata mereka
kehadiranku
keberadaanku
disini...tanpa siapa-siapa
menggambar jejak memaknai kesendirian
menjadi sebuah arti dan makna ...
disini...tanpa siapa-siapa
menggambar jejak memaknai kesendirian
menjadi sebuah arti dan makna ...
hari ini aku hanya ingin menyampaikan salam kepada kalian yang
jauh disana, semoga kalian tahu kalau dsni aku tidak dalam keadaan baik-baik
saja, aku cemas..Tetapi keadaan dan kondisi ini memaksaku untuk hanya
melemparkan senyum manis ketika menyaksikan diriku terjatuh dalam kubangan
sepi. Aku ingin berziarah ke masa lalu yang telah kalian bangun dengan
kedamaian hati semesta yang berubah menjelma semesta kecil yang terasa seperti
ciuman pertama pada kekasih.
*SERUI 12
maret 2014*
Tete nene,
bapa tua mama tua, pace mace, kaka ade….izinkan aku bergabung bersama kalian
dan bahagia aku berada di tengah-tengah kalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar